Strategi Penetuan Harga Jual Bisnis Kuliner Agar Tetap Cuan

Dalam memulai dan menjalankan bisnis kuliner, tentu perhitungan dan penentuan harga jual merupakan hal yang tak kalah penting agar mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Kamu haruslah paham dan mengerti apa saja dan bagaimana strateginya terutama pada bisnis kuiner. Jika tidak, bukannya meraup keuntungan, justru kamu hanya akan dapat rugi dan mengancam keberlangsungan bisnismu.
Baca Juga: 9 Cara Menentukan Target Pasar Bisnis Kuliner
Lantas bagaimana strategi penetuan harga jual makanan dan minuman pada bisnis kuliner agar tetap mengailirkan keuntungan yang besar?
Sebenarnya, jika dikaji melalui teori bisnis, ternyata ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam penentuan harga jual, namun dalam kenyataannya teori-teori itu dalam berbagai faktor kurang relevan jika diterapkan dalam bisnis kuliner.
Tapi kamu ga perlu worry, dibawah ini akan dijelaskan beberapa cara yang paling tepat dan bisa kamu gunakan untuk penentuan harga jual bisnis kulinermu. Dijamin cuan terus!
1. Pakai Rumus Mark-Up Pricing
Secara sederhana, mark-up pricing adalah cara yang digunakan untuk mecari tau besaran profit yang didapatkan dari total modal yang telah dikeluarkan sebelum menentukan harga jual.
Rumus mark-up pricing:
Harga Jual = Harga Modal + (Harga Modal x Mark-up)
Misal, kamu ingin berjualan eskrim dengan total modal 10.000 per item. Kemudian, kamu ingin mendapat mark-up (profit) sebesar 20% dari total modal yang dikeluarkan sebelumnya. Lalu bagaimana cara menghitungnya?
Harga Jual = 10.000 + (10.000 x 20%) = 12.000
Jadi kesimpulannya, jika kamu ingin dapat laba 20% dari total pengeluaran modalmu, maka kamu akan dapat untung 2.000 setiap satu item eskrim yang terjual. Jika kurang sesuai, kamu bisa menambah/mengurangi besaran laba tadi. Tapi peerlu di ingat hal itu harus berdasar dengan value produk bisnis kulinermu.
2. Pakai Rumus Marging Pricing
Cara menentukan harga jual pada bisnis kuliner selanjutnya adalah menggunakan rumus marging pricing yang merupakan kebalikan dari mark-up pricing. Apabila metode mark-up memakai profit dalam bentuk persentase sebelum menentukan harga jualnya, maka metode margin ini akan menggunakan teknik penetapan harga jual secara langsung. Kemudian, dari target harga jual tadi, kamu bisa mengetahui berapa persentase profit yang akan kamu dapatkan.
Rumus margin pricing:
Margin = (Harga Jual – Modal) / Harga Jual
Contohnya, kamu ingin menjual per item roti bakar dengan harga 25.000 sementara total modal yang dikeluarkan ialah 15.000. Lalu, berapa margin (presentase) keuntungan yang kamu dapat?
Margin = (25.000 – 15.000) / 25.000 = 0,4 atau 40%
Jadi kesimpulannya, presentase profit yang akan kamu dapat jika harga jual roti bakarmu 25.000 adalah 40%. Jika menurutmu terlalu besar, maka kamu bisa menurunkan harga jual dan begitu juga sebaliknya.
3. Analisis Harga Kompetitor
Strategi terakhir yang bisa kamu terapkan dalam penetuan harga jual yaitu dengan melakukan analisis harga kompetitor dari bisnis kulinermu. Prinsip sederhananya ialah kamu bisa menjual makanan dan minuman dengan harga yang lebih murah, hal itu tentu akan mendatangkan pelanggan yang jauh lebih banyak tanpa kamu sadari.
Baca Juga: 5 Strategi Baru Ekspansi Brand Bisnis Kuliner untuk Tingkatkan Penjualanmu
Misalnya, untuk menu utama kompetitormu menjual seporsi nasi goreng dengan harga 20.000 maka kamu bisa memasang harga dengan jumlah yang lebih rendah sekitar 19.000-17.000. Nah, untuk mensiasatinya kamu bisa menaikkan harga menu tambahan lain seperti es teh, sambal, topping ayam suwir, dll. demi menjaga pemasukan keuntungan. Atau bisa juga dengan menambah value dari nasi gorengmu, misal ekstrak kerupuk, lalapan, dsb. yang tidak diberikan oleh kompetitormu.